Senin, 17 November 2014

some worries

3 days ahead I will officially getting older with my new age
I have lots of worries about life lately
kekhawatiran yang mungkin salah satunya disebabkan oleh krisis percaya diri
mungkin juga rasa iri akan kehidupan orang lain yang kelihatannya lebih baik

setiap orang memang dilahirkan dalam keadaan yang berbeda
memiliki kehidupan dan juga takdir yang berbeda-beda
memiliki perjalanan hidup yang berbeda pula

kekhawatiranku disini mungkin sekaligus adalah ungkapan dari rasa kesepianku
kesepian sebagai anak tunggal
entah mengapa, jujur, aku terkadang masih merasa tidak bahagia dilahirkan sebagai anak tunggal
walaupun ayah dan ibu sudah cukup sulit untuk mendapatkanku
tidak mudah bagi mereka untuk memiliki aku setelah masa pernikahan
butuh waktu yang sedikit lama, usaha lebih, perjuangan, dan kesabaran untuk itu semua

sama sekali tidak menyalahkan takdir
tetapi sebagai manusia, makhluk yang tidak sempurna dan penuh dosa
pasti pernah terlintas pikiran semacam itu

jujur, aku sangat butuh figur seorang kakak
seorang kakak yang dapat diajak berjuang bersama-sama untuk membahagiakan kedua orangtua
orangtua yang merupakan satu-satunya harta yang paling berharga di dunia
seorang kakak sebagai sahabat yang berasal dari dalam keluarga
yang tentunya dapat dijadikan sahabat yang baik untuk berbincang mengenai keluarga
seorang kakak yang terikat dengan hubungan darah
sisi lain yang tidak kalah menyenangkan adalah
kakak yang sekaligus dapat menjadi teman bertengkar di rumah
kakak yang dapat dicemburui karena kasih sayang orangtua yang terbagi

sewaktu aku masih duduk di sekolah dasar
ayahku pernah mengangkat seorang anak laki-laki yang lebih tua dariku
sesaat aku merasa senang memiliki seorang kakak yang menemaniku
meskipun tidak terkait hubungan darah
dia mengajakku bermain bola, dia mengajarkanku sedikit tentang kehidupan
meskipun saat itu dia hanyalah remaja yang nakal dan suka bermain, sama seperti remaja lainnya
aku mencemburuinya, aku memarahinya
aku kesal kepadanya karena kasih sayang orangtuaku yang mulai sedikit terbagi
kemudian ayahku mendaftarkannya di sebuah pesantren
entah bagaimana kabarnya sekarang
kami sudah jarang berkabar bahkan hilang kontak semenjak dirinya keluar dari pesantren
dia sudah memiliki kehidupannya sendiri

aku selalu melepas rasa sepiku bersama teman-teman
teman yang tidak bisa selalu hadir untukku karena mereka memiliki kehidupan mereka sendiri
aku juga melepas rasa sepi dengan orangtua dan saudara
atau bahkan menikmati waktu kesendirianku tersebut dengan bepergian seorang diri

di usiaku yang sudah dewasa ini sudah waktunya untuk mencari seorang kekasih
tidak seperti sebelum-sebelumnya, orangtuaku sudah mulai membahasnya, terutama ibu
ibu yang tidak ingin anak perempuan satu-satunya menikah di usia seperti saat beliau dulu menikah
ibu yang sudah cukup berumur dimana wanita seumuran beliau sudah menimang cucu
di usiaku sekarang ini lebih tepatnya aku tidak lagi mencari kekasih, tetapi pendamping
usiaku bukanlah lagi seperti usia anak sekolah yang mengharapkan kasih sayang dari lawan jenis
tetapi mencari keseriusan untuk melangkah ke jenjang selanjutnya

selepas masa sekolah terdapat beberapa pria yang mendekatiku
namun selalu tidak terjadi hubungan yang pasti pada akhirnya
mungkin aku terlalu cuek, atau terlalu kaku
mungkin aku kurang responsif sehingga mereka berhenti begitu saja
aku tidak sedang berlagak untuk sulit didapatkan
tetapi sesungguhnya aku hanya ingin melihat seberapa besar keseriusan mereka
egois? atau semacam pembelaan diri? mungkin, tetapi itulah yang diinginkan sebenarnya oleh seorang wanita, termasuk aku
mungkin juga aku sudah terbiasa dengan kesendirianku yang membuat aku cenderung kurang responsif, meskipun nantinya aku akan bersikap sangat-sangat berbeda jika suatu hubungan sudah mulai terjalin
tidak ada lagi keraguan untuk menunjukan rasa kasih sayang terhadap pria yang sudah berhasil meyakinkanku

kekhawatiran terbesar dalam hidup di usiaku saat ini bukanlah lagi kekhawatiran akan gagal lulus ujian matematika atau tidak naik kelas
tetapi akan ketidakberhasilan dalam membahagiakan kedua orangtua
mewujudkan mimpi-mimpi mereka terhadapku yang merupakan harapan satu-satunya
ya, satu-satunya, kata yang terkesan berat bagiku
semua mimpi mereka terhadap keberhasilan karir dan juga kehidupanku seterusnya termasuk dalam membina keluarga bahkan kehidupan hari tuaku

tapi aku yakin semua orang akan memiliki kehidupan yang baik
aku yakin akan Tuhan, Tuhan yang mengasihi umatnya
Tuhan yang ingin umatnya bahagia dengan tidak melupakan keberadaan-Nya, pastinya!
aku juga yakin akan kekuatan doa dari orangtua
aku hanya perlu meyakinkan diri untuk itu semua
dengan dibantu usaha dan doa sebagai cara untuk mewujudkannya

aku menulis semua ini sambil menahan nangis
sesekali air mataku menetes dan aku berhenti
kemudian aku lanjut menulis lagi setelah aku mampu menghentikan tangisku
sampai akhirnya aku kembali harus mengusap air mataku karena tangisku yang kembali datang
aku beruntung masih bisa menangis, karena aku tidak semudah itu untuk yakin berbagi cerita
aku selalu menangis sebelum tidur disaat kerisauan datang menghampiriku
sambil bercerita dan berkeluh kesah kepada sang kuasa
satu-satunya tempat dimana aku bisa berdoa dan bercerita dengan leluasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar